SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1428 H

TAQABBALALLAAHU MINNAA WA MINKUM, SHIYAAMANA WA SHIYAAMAKUM, KULU ‘AAMIN WA ANTUM BI KHOIRIN, MINAL ‘AIDIN WAL FAIDZIN, LAISAL ‘IIDU LIMAN LABISAL JADIID, WA LAKINNAL ‘IIDU LIMAN THOO’ATAHU TAZIID. MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN

Wednesday 21 November 2007

Melayani atau Pelayan

Ada seorang Kombes bercerita sama teman saya, anaknya yang seorang PNS golongan III mengadu kepadanya sering disuruh oleh Bintara Polwan untuk mengangkat barang-barang belanjaanya setelah itu si Polwan memberi dia uang Rp 5000,-, kadang disuruh membawakan tas, nyopirin karena dia bisa bawa mobil, si Kombes mendengar cerita anaknya hanya bisa mengelus dada, dan dia tidak kaget mendengar itu, karena hal semacam itu sudah bukan hal yang baru baginya setelah puluhan tahun di Kepolisian.
Ada lagi cerita PNS yang lain gol III juga yang disuruh membersihkan WC oleh atasannya, membukakan pintu mobil, membelikan makanan, nampaknya PNS yang pada dasarnya melayani malah dianggap kebanyakan sebagai Pelayan.
Menurut saya para PNS mempunyai kemampuan dalam hal keadministrasian, sedangkan kebanyakan Polisi sigap dalam tugas dilapangan, saya juga melihat banyak tugas-tugas di tangani oleh PNS, ada pula temen PNS yang mengatakan semua hal di kantor dia berdinas dari A sampai Z PNS yang menagani, apa jadinya kalo ga ada PNS.
Hal-hal diatas saya tulis merupakan keluh kesah PNS Polri, saya tidak tau apa hal diatas dianggap biasa atau tidak namun saya berharap kedepan tidak ada perbedaan kelas antara PNS dan POLISI sesui dengan jargon sekarang ini PNS sebagai Komplemen, saling bekerjasama dengan sinergi yang positif. POLRI sekarang sudah bukan didalam naungan ABRI sejak Reformasi digulirkan, tentunya lebih bijak menempatkan diri sebagai sipil yang diberi tanggung jawab dalam hal pelayanan masyarakat dan keamanan serta ketertiban masyarakat.

Friday 16 November 2007

PENTING ANDA TAHU

ANGIN DUDUK

Ada seorang meninggal di usia 31 dengan status single, menurut dokter-dokter yang turut melayat, kemungkinan penyebabnya adalah angin duduk, karena pagi harinya dia masih masuk kantor, walaupun pada jam istirahat minta izin pulang karena kepalanya pusing.
Kebetulan yang bersangkutan tidur sekamar dengan kakak perempuannya yang juga bekerja di kantor yang sama dan masih sempat terbangun karena adiknya menanyakan minyak kayu putih sekitar tengah 12 malam. Tapi ketika paginya dibangunkan untuk berangkat kekantor, ternyata sang adik sudah meninggal dalam posisi tidur dengan wajah sedikit menahan sakit dan warna kebiruan sekitar leher.
Oleh karena itulah saya informasikan sedikit mengenai angin duduk atau nama kerennya “Sindrom Jantung Koroner Akut”. Umumnya hanya dalam 15 menit sampai 30 menit, orang yang terserang angin duduk bisa langsung meninggal.
Padalah penderita sebelumnya terlihat sehat-sehat aja. Dunia kedokteran selama dua tahun terakhir berhasil mengidentifikasi istilah baru penyakit jantung yang akrab disebut angin duduk. Ternyata, penyakit ini tak sekedar masuk angin berat, tetapi identik dengan Sindrom Serangan Jantung Koroner Akut (SSJKA)
Teridentifikasinya istilah ini, menurut Guru Besar Bidang Ilmu Dalam FKUI, Prof DR dr Teguh Santoso. SpPD :Menandai sebuah koreksi besar terhadap mitos yang berkembang di masyarakat selama ini. Bahwa masuk angin hebat itu adalah penyakit yang berbahaya, bahkan bisa menimbulkan kematian hanya waktu 15 hingga 30 menit sejak serangan pertama.
Jadi jika anda tiba-tiba merasa nyeri dada, sebaiknya tidak melakukan aktifitas fisik apapun termasuk berhubungan seks. Segeralah pergi kerumah sakit yang menyediakan fasilitas penanganan gawat darurat jantung. Ingat ! tidak boleh lebih dari 15 menit setelah serangan nyeri pertama.
Sindrom serangan jantung koroner akut merupakan penemuan terbaru akhir banyak disikapi masyarakat dengan tindakan yang salah. Misalnya penderita dikerok, diberi minuman air panas atau diberi ramuan-ramuan untuk mengeluarkan angin. Padahal penderita bisa meninggal mendadak tanpa ada tanda-tanda sakit.

Gejalanya :
- Munculnya keluhan nyeri ditengah dada, seperti rasa ditekan, rasa diremas-remas, menjalar ke leher, lengan kiri dan kanan, serta ulu hati.
- Rasa terbakar dengan sesak napas dan keringat dingin. Keluhan nyeri ini bisa merambat ke kedua rahang gigi kanan atau kiri, bahu, serta punggung.
- Lebih spesifik, ada juga yang disertai kembung pada ulu hati seperti masuk angin atau maag.

- Tapi sesungguhnya, sumber masalah hanya terletak pada penyempitan pembuluh darah jantung (vasokonstriks)

Penyempitan ini diakibatkan oleh empat hal :
1.Pertama, adanya timbunan-lemak (aterosklerosis) dalam pembuluh darah akibat konsumsi kolesterol tinggi.
2.Kedua sumbatan (trombosis) oleh sel beku darah (trombus)
3. Ketiga, Vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah akibat kejang yang terus menerus.
Keempat, infeksi pada pembuluh darah.

Penyempitan itu, lanjutnya lagi, mengakibatkan berkurangnya oksigen yang masuk kedalam jantung. Ketidak-seimbangan pasokan dengan kebutuhan oksigen pada tubuh mengakibatkan nyeri dada yang dalam istilah medisnya disebut angina.
Hendaknya dibedakan antara keluhan nyeri pada Sindrom Serangan Jantung Koroner Akut (SSJKA) dengan Serangan Jantung Koroner (SJK) (infark miokard). Pada SJK, angina terjardi akibat sumbatan total pembuluh darah jantung karena aktivitas fisik yang berlebihan. Sementara pada SSJK angin terjadi akibat sumbatan tidak total yang dirasakan saat istirahat.
SSJKA ini memang mendadak. Bukan karena capek, masuk angin, atau penyakit-penyakit lain. Biasanya penderita akan meninggal paling lama lima belas menit setelah keluhan rasa nyeri pertama kali dirasakan,
Masyarakat diminta waspada terhadap keluhan angin ini. Soalnya penderita sebelum terserang akan tampak sehat-sehat. Solusi satu-satunya hanyalah melonggarkan sumbatan yang terjadi, yaitu dengan memberikan obat anti platelet (sel pembeku darah) dan anti koagulan. Atau, obat untuk mengantisipasi ketidak-seimbangan suplai oksigen dan kebutuhan oksigen. Misalnya nitrat, betabloker, dan kalsium antagonis.
Ahli jantung RS Jantung Harapan Kita dr. Santoso Karo-Karo MPH, SpJp mengungkapkan kondisi Rumah Sakit di Indonesia tidak terlalu bisa diharapkan untuk pengobatan SSJKA. Rumah Sakit terkesan lambat menangani pasien. Untuk itu ia menyarankan agar penderita yang sudah tahu banhwa dirinya memiliki gangguan jantung sebaiknya membawa tablet antiplatelet kemanapun ia pergi.
Obat antiplatelet yang paling murah dan gampang dicari adalah aspirin. Obat iniselain bermanfaat sebagai pertolongan pertama mengatasi nyeri dan melonggarkan kembali pembuluh darah yang tersumbat oleh thrombosit atau platelet (sel pembekuan)
JAGRATARA edisi Juli 2007